Sampaikan Walau Hanya Satu Ayat
"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu"(QS.At-Tahrim(66):6)
Tantangan Islam Masa Kini
Kementrian agama hari-hari ini
dikabarkan sedang sibuk menyusun draf Rancangan Undang-Undang (RUU)
Perlindungan Umat Beragama (PUB). Menurut Lukman Hakin Saifuddin, sang
mentri agama rezim Jokowi ini, RUU PUB dibuat agar bisa memberikan
jaminan perlindungan kepada seluruh warga Negara Indonesia, baik
mayoritas maupun minoritas. Hal ini sesuai dengan pasal 29 ayat 2 yang
isinya menjamin kemerdekaan tiap penduduk untuk memeluk agama dan
beribadah menurut ajaran agama masing-masing. Ini diutarakan Lukman saat
mengunjungi kantor Republika di Jakarta pada Senin 22/12/2014 lalu.
Lukman menyatakan hal ini diperlukan karena pasal tersebut tidak
berjalan dengan baik, buktinya yaitu adanya pengaduan dari kaum
minoritas yang merasa terpinggirkan.
Dalam wawancara tersebut setidaknya
disimpulkan ada 5 poin yang akan dibidik depag. Kita tentu semua tahu
bahwa selama Indonesia secara resmi “hanya” mengakui 6 agama, yaitu
Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu. Inilah poin pertama
bidikan tersebut. Yang kedua, isu pendirian rumah ibadah, berikutnya isu
penyiaran agama atau dakwah, isu kekerasan pada minoritas dan terakhir
demi meningkatkan sikap toleransi antar pemeluk agama.
Pertanyaannya, agama apa lagi kira-kira
yang ingin dilegalkan depag? Mengapa tiba-tiba depag merasa 6 agama
saja yang ada tidak cukup, bahkan ingin juga melegalkan aliran
kepercayaan sebagai agama ? Bukankah dengan yang 6 saja tidak jarang
terjadi gesekan, meski itupun sebenarnya hanya belakangan ini saja
terasa dibesar-besarkan ? Bukankah dunia internasionalpun mengakui
bahwa Indonesia adalah Negara yang dikenal menjunjung tinggi toleransi
dan bisa dikatakan tidak ada masalah agama sebagaimana Negara-negara
lain di dunia ini. Minoritas diakui dan diberi kebebasan menjalankan
ibadahnya dengan baik.
Bandingkan dengan Perancis, Negara Barat
maju yang konon begitu mendewakan toleransi, demokrasi dan menjunjung
tinggi HAM. Di negri sekuler ini, kaum Muslimin yang hanya minoritas,
jangankan merayakan Iedul Fitri dan Iedul Adha, di kalender resmipun
tidak pernah tercantum adanya 2 hari terbesar umat Islam ini. Padahal
Islam di negri ini menduduki peringkat 2 setelah Kristen, dan
jumlahnyapun tak kurang dari 10 persen. Bahkan kabarnya makin diminati
warganya yang kebanyakan Atheis ini. Tidak hanya itu, jilbabpun dilarang
digunakan murid di sekolah. Sama halnya dengan azan dan menara masjid.
Itu sebabnya kaum Muslimin di seantero negri ini terpaksa shalat Jumat
di jalanan karena jumlah masjid amat sangat tidak memenuhi kebutuhan
umat.
MUI beberapa waktu lalu mengeluh, Islam
sebagai agama mayoritas di Indonesia memang terasa terus digoyang di
era Jokowi saat ini. Berbagai isu yang erat kaitannya dengan ke-Islam-an
terus dipermasalahkan. Slogan-slogan memojokkan Islam seperti “ Lebih
baik kafir jadi pemimpin daripada Islam tapi korupsi”, “Lebih baik
bertato, merokok bahkan hanya lulusan SMP daripada berjilbab tapi
korupsi” dan yang semacamnya terus di–dengung-dengungkan. Seolah-olah
semua orang Islam itu koruptor, semua Muslimah berjilbab itu munafik
Kejahatan besar seolah tidak ada lain
kecuali perbuatan korupsi yang memang saat ini tengah melanda hampir
semua pejabat negri, Muslim maupun Non Muslim. Tapi karena Indonesia
memang mayoritas Muslim tentu saja yang terlihat mencolok ya yang Muslim
saja. Sementara perzinahan dan prilaku menyimpang seperti Homoseksual
yang dalam kacamata Islam jauh besar dosanya malah didiamkan saja.
Tampak jelas bahwa hukum Islam telah diabaikan. Citra buruk seperti
Islamophobia yang di Barat bagai momok tampak ingin dikembangkan juga di
negri ini.
“Dan orang-orang yang tidak menyembah
tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan
Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak
berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat
(pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya
pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan
terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan
amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan
adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Furqon(25):68-70).
Imam besar Masjid Istiqlal, Mustafa Ali
Yakub, bahkan berani mengatakan bahwa fenomena ini menunjukkan bahwa
Protocol Zionisme sedang berjalan lancar. Ini adalah tanggapan atas isu
mendagri tentang doa pembuka dan penutup di sekolah negri beberapa
waktu lalu.
“Aneh bila mau direvisi, seperti ada skenario untuk berupaya melakukan penghapusan agama seperti dalam protokol Zionisme nomor 14,” ujar Mustafa kepada ROL, Rabu (10/12).
Lebih jauh, dalam salah satu tausiyah
yang saya hadiri, uztad Syamsul Arifin Nababan, seorang mantan pendeta,
mengatakan bahwa fenomena ini menunjukkan tentang peta Kristenisasi di
Indonesia.
“Tahun 2000 atau abad milenium pernah menjadi target bahwa 50 persen penduduk Indonesia adalah Kristen”.
Memang target tersebut tidak terpenuhi
namun perlu dicermati bahwa fenomena itu ada. Muslim di negri ini makin
hari makin berkurang. Yang tadinya 98 % sekarang ini telah surut menjadi
82 %. Bila Kristenisasi yang terus terjadi ini didiamkan saja tidak
mustahil Indonesia akan mengalami nasib seperti Filipina saat ini, yaitu
Muslim sebagai minoritas. Yang sulit menjalankan ibadahnya. Maukah kita
???
Maka dengan adanya rencana RUU diatas
sangat mungkin sekali Islam di Indonesia akan semakin tergerus. Meski
sebenarnya banyak atau tidaknya umat Islam tidak menunjukkan kwalitas
ke-Islam-an seseorang, persis seperti perkiraan Rasulullah 15 abad lalu
sebagaimana diriwayatkan Thauban ra.
“Setelah aku wafat, setelah lama aku
tinggalkan, umat Islam akan lemah. Di atas kelemahan itu, orang kafir
akan menindas mereka bagai orang yang menghadapi piring dan mengajak
orang lain makan bersama.”
Maka para sahabat r.a. pun bertanya, “Apakah ketika itu umat Islam telah lemah dan musuh sangat kuat?"
Sabda baginda SAW: “Bahkan masa itu
mereka lebih banyak tetapi tidak berguna, tidak berarti dan tidak
menakutkan musuh. Mereka adalah ibarat buih di laut.”
Sahabat bertanya lagi, “Mengapa sebanyak itu tetapi seperti buih di laut?”
Jawab Rasulullah SAW, “Karena ada dua penyakit, yaitu mereka ditimpa penyakit Al-Wahn.”
Sahabat bertanya lagi, “Apakah itu Al-Wahn?“
Rasulullah SAW bersabda: “Cintakan dunia dan takut akan kematian.”
Ya sebagian besar umat Islam di Indonesia
saat ini memang cenderung kepada ke-dunia-wian dibanding
ke-akherat-annya. Target maju dibidang ekonomi, kaya-raya, pintar dan
yang semacamnya telah mengalahkan pentingnya ridho Allah swt. Mereka ini
sudah tidak takut akan ayat-ayat Allah bahkan cenderung
mempermainkannya. Demi alasan toleransi dan menyenangkan sesama manusia,
saudara atau kerabat mereka bisa mengatakan bahwa semua agama adalah
sama dan benar. Tampak jelas bahwa mereka ini tidak terlalu yakin bahwa
Islam adalah agama yang benar dan paling benar.
Maka dengan adanya RUU PUB diatas umat
Islam yang kurang PD akan ke-Islam-an, yang jarang menimba dan
memperdalam wawasan ilmu ke-Islam-annya, apalagi yang cuwek alias tidak
peduli akan agamanya, tampaknya bakal menjadi korban yang paling awal.
Mereka inilah yang akan paling mudah terombang-ambing.
Untuk mencegah semua itu mari kita
bergandengan-tangan, ajak keluarga kita untuk memperbaiki kwalitas
ke-Islam-an kita. Sudah bukan lagi waktunya ber-Islam hanya karena
keturunan, dari lahir, dan memang sudah dari “sono”nya. Tanpa ilmu dan
bekal kuat seorang yang mengaku Islam akan mudah kehilangan kendali dan
akhirnya tersesat.
“ … Untuk tiap-tiap umat di antara
kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah
hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka
berlomba-lombalah berbuat kebajikan. … ,” (QS. Al-Maidah(5):48).
Berlomba dalam “kebaikan”, dakwah
diantaranya, sebenarnya merupakan kordrat manusia. Allah swt menyuruh
hamba-hambaNya untuk itu. Umat Kristen memiliki landasan Matius 28:19
dan Markus 16:15 untuk mendakwahkan ajaran mereka. Maka tak perlu heran
bila melihat ada umat Kristen berdakwah, karena itu berarti mereka
adalah hamba yang patuh pada perintah Tuhannya. Meski cara yang
digunakan seringkali kasar dan tidak etis, antara lain yaitu dengan
membagikan kebutuhan bahan pokok kepada kelompok miskin, sebagai
iming-iming, contohnya.
Mereka juga tak ragu mendirikan
sekolah-sekolah teologi yang khusus mempelajari Al-Quran dan hadist
namun dengan tujuan menyelewengkannya. Juga adanya berbagai jenis
yayasan Kristenisasi dengan target spesialisasi masing-masing seperti
kaum gelandangan, pengamen, orang sakit dll. Contohnya adalah yayasan
Doulus di Cilangkap yang pernah digrebeg beberapa tahun lalu. Ini
benar-benar terbalik dengan ajaran Islam yang melarang umat Islam
memaksa seseorang untuk masuk Islam. Bahkan dakwahpun ada tata kramanya,
tidak boleh memaki sesembahan mereka.
“Tidak ada paksaan untuk (memasuki)
agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan
yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan
beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul
tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi
Maha Mengetahui ».(QS. Al-Baqarah(2):256).
« Dan janganlah kamu memaki
sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti
akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan …. « .(QS. Al-Anám(6) :108).
Sebaliknya, kitalah yang harus kritis,
betulkan ajakan dan ajaran mereka itu benar ??? Mana yang benar
Al-Quran, Injil atau Taurat?
Sungguh beruntung kita, umat Islam
memiliki kitab suci yang terjaga kesucian dan kemurniannya hingga
sepanjang masa. Tidak ada sedikitpun campur tangan manusia dalam hal
ini. Tidak seperti kitab suci umat Kristiani, yaitu Injil yang secara
berkala mengalami perbaikan meski pun itu dilakukan oleh orang-orang
yang mereka anggap suci.
Sebagian umat Kristiani beranggapan bahwa
Al-Quran adalah kitab buatan manusia ( Muhammad saw) yang isinya
mencomot sebagian isi kitab Yahudi dan kitab mereka. Alasannya karena
banyak kisah-kisah di Al-Quran yang sama dengan kisah yang tertulis di
kitab Taurat dan Injil
Padahal bila mereka tidak membacanya
separoh-separoh, justru inilah yang bisa menjadi sebagian bukti bahwa
Al-Quran datang dari zat yang sama, yaitu Tuhan seluruh manusia dan alam
semesta. Bahwa Zabur,Taurat, Injil dan Al-Quran datang dari Tuhan yang
sama. Bahwa sesungguhnya seluruh nabi dan utusan, mulai nabi Adam,
nabi Idris, nabi Musa, nabi Isa ( Yesus) hingga nabi Muhammad saw,
mendapat perintah yang sama, yaitu, menyembah Allah swt, Tuhan Yang Esa,
yang tidak beranak dan tidak diperanakkan.
“Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang
Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.
Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun
yang setara dengan Dia”. ( QS. Al-Ikhlas(112):1-4).
“Sesungguhnya aku adalah seorang
rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah
dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas
ajakan itu, upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam”. ( di banyak surat Asyu’ara dll).
“Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu
melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap
Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, `Isa putera Maryam itu,
adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang
disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka
berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”,
berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya
Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala
yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai
Pemelihara”. (QS. An-Nisa(4):171).
Namun demikian dakwah umat Kristiani jauh
lebih gigih daripada umat Islam. Betapa banyak bukti ketika mereka
mendapat kesempatan menjadi pemimpin, gereja-gereja tumbuh pesat.
Sebaliknya umat Islam ….???
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak
akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah:
“Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan
sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan
datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong
bagimu”. (QS. Al-Baqarah(2):120).
“Beginilah kamu, kamu menyukai
mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada
kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata:
“Kami beriman”; dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung
jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada
mereka): “Matilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah
mengetahui segala isi hati”.(QS. AlimImran(3):119).
Umat Islam juga banyak yang tidak
mempedulikan hadist dan sunnah Rasul padahal ini adalah kekayaan Islam
yang amat sangat penting. Bagaimana mungkin kita dapat menguasai
ayat-ayat suci Al-Quran tanpa mempelajari kedua hal diatas, tanpa
mengenal sejarah kehidupan nabi ( Sirah Nabi) dan Asbabun Nuzul
ayat-ayatnya. Tidak sedikit pula umat Islam yang terlalu mendewakan akal
mereka hingga lupa diri dan menjadi sesat. Lupa apa hebatnya akal
manusia dibanding kehebatan, kedasyatan dan kebesaran Sang Pencipta akal
itu sendiri.
Wallahu’alam bish shawwab.
Sumber: http://vienmuhadi.com/2015/01/08/tantangan-islam-masa-kini/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar