Rabu, 25 November 2015

Tantangan Islam Masa Kini

Kementrian agama hari-hari ini dikabarkan sedang sibuk menyusun draf Rancangan Undang-Undang (RUU) Perlindungan Umat Beragama (PUB). Menurut   Lukman Hakin Saifuddin, sang mentri agama rezim Jokowi ini, RUU PUB dibuat agar bisa memberikan jaminan perlindungan kepada seluruh warga Negara Indonesia, baik mayoritas maupun minoritas. Hal ini sesuai dengan pasal 29 ayat 2 yang isinya menjamin kemerdekaan tiap penduduk untuk memeluk agama dan beribadah menurut ajaran agama masing-masing. Ini diutarakan Lukman saat mengunjungi kantor Republika di Jakarta pada Senin 22/12/2014 lalu. Lukman menyatakan hal ini diperlukan karena pasal tersebut tidak berjalan dengan baik, buktinya yaitu adanya pengaduan  dari kaum minoritas yang merasa terpinggirkan.

Dalam wawancara tersebut setidaknya disimpulkan ada 5 poin yang akan dibidik depag. Kita tentu semua tahu bahwa selama Indonesia  secara resmi “hanya” mengakui 6 agama, yaitu Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Konghucu. Inilah poin pertama bidikan tersebut. Yang kedua, isu pendirian rumah ibadah, berikutnya isu penyiaran agama atau dakwah, isu kekerasan pada minoritas dan terakhir demi meningkatkan sikap toleransi antar pemeluk agama.

Pertanyaannya, agama apa lagi kira-kira yang ingin dilegalkan depag? Mengapa tiba-tiba depag merasa  6 agama saja yang ada tidak cukup, bahkan ingin juga melegalkan aliran kepercayaan sebagai agama ?  Bukankah dengan yang 6 saja tidak jarang terjadi gesekan, meski itupun sebenarnya hanya belakangan ini saja terasa dibesar-besarkan ?  Bukankah dunia internasionalpun mengakui bahwa Indonesia adalah Negara yang dikenal menjunjung tinggi toleransi dan bisa dikatakan tidak ada masalah agama sebagaimana Negara-negara lain di dunia ini. Minoritas diakui dan diberi kebebasan menjalankan ibadahnya dengan baik.

Bandingkan dengan Perancis, Negara Barat maju yang konon begitu mendewakan toleransi, demokrasi dan menjunjung tinggi HAM.  Di negri sekuler  ini, kaum Muslimin yang hanya minoritas, jangankan merayakan Iedul Fitri dan Iedul Adha, di kalender resmipun tidak pernah tercantum adanya 2 hari terbesar umat Islam ini.  Padahal Islam di negri ini menduduki peringkat 2 setelah Kristen, dan jumlahnyapun tak kurang dari 10 persen.  Bahkan kabarnya makin diminati warganya yang kebanyakan Atheis ini. Tidak hanya itu, jilbabpun dilarang digunakan murid di sekolah. Sama halnya dengan azan dan menara masjid.  Itu sebabnya kaum Muslimin di seantero negri ini terpaksa shalat Jumat di jalanan karena jumlah masjid amat sangat tidak memenuhi kebutuhan umat.

MUI beberapa waktu lalu mengeluh, Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia memang terasa terus digoyang  di era Jokowi saat ini. Berbagai isu yang erat kaitannya dengan ke-Islam-an terus dipermasalahkan.   Slogan-slogan memojokkan Islam seperti “ Lebih baik kafir jadi pemimpin daripada Islam tapi korupsi”, “Lebih baik bertato, merokok bahkan hanya lulusan SMP daripada berjilbab tapi korupsi” dan yang semacamnya terus di–dengung-dengungkan.   Seolah-olah semua orang Islam itu koruptor, semua Muslimah berjilbab itu munafik

Kejahatan besar seolah tidak ada lain kecuali perbuatan korupsi yang memang saat ini tengah melanda hampir semua pejabat negri, Muslim maupun Non Muslim. Tapi karena Indonesia memang mayoritas Muslim tentu saja yang terlihat mencolok ya yang Muslim saja. Sementara perzinahan dan prilaku menyimpang seperti Homoseksual yang dalam kacamata Islam jauh besar dosanya malah didiamkan saja. Tampak jelas bahwa hukum Islam telah diabaikan. Citra buruk seperti Islamophobia yang di Barat bagai momok tampak ingin dikembangkan juga di negri ini.

Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya) kecuali dengan (alasan) yang benar, dan tidak berzina, barangsiapa yang melakukan demikian itu, niscaya dia mendapat (pembalasan) dosa (nya), (yakni) akan dilipat gandakan azab untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab itu, dalam keadaan terhina, kecuali orang-orang yang bertaubat, beriman dan mengerjakan amal saleh; maka kejahatan mereka diganti Allah dengan kebajikan. Dan adalah Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”. (QS. Al-Furqon(25):68-70).

Imam besar Masjid Istiqlal, Mustafa Ali Yakub, bahkan berani mengatakan bahwa fenomena ini menunjukkan  bahwa  Protocol Zionisme sedang berjalan lancar.  Ini adalah tanggapan atas isu mendagri tentang doa pembuka dan penutup di sekolah negri beberapa waktu lalu.
Aneh bila mau direvisi, seperti ada skenario untuk berupaya melakukan penghapusan agama seperti dalam protokol Zionisme nomor 14,” ujar Mustafa kepada ROL, Rabu (10/12).

Lebih jauh,  dalam salah satu tausiyah yang saya hadiri, uztad Syamsul Arifin Nababan, seorang mantan pendeta, mengatakan bahwa fenomena ini menunjukkan tentang peta Kristenisasi  di Indonesia. 
Tahun 2000 atau abad milenium pernah menjadi target  bahwa 50 persen penduduk Indonesia adalah Kristen”.
Memang target tersebut tidak terpenuhi namun perlu dicermati bahwa fenomena itu ada. Muslim di negri ini makin hari makin berkurang. Yang tadinya 98 % sekarang ini telah surut menjadi 82 %. Bila Kristenisasi yang terus terjadi ini didiamkan saja tidak mustahil Indonesia akan mengalami nasib seperti Filipina saat ini, yaitu Muslim sebagai minoritas. Yang sulit menjalankan ibadahnya. Maukah kita ???

Maka dengan adanya rencana RUU diatas sangat mungkin sekali Islam di Indonesia akan semakin tergerus.  Meski sebenarnya banyak atau tidaknya umat Islam tidak menunjukkan kwalitas ke-Islam-an seseorang, persis seperti perkiraan Rasulullah 15 abad lalu sebagaimana diriwayatkan  Thauban ra.
Setelah aku wafat, setelah lama aku tinggalkan, umat Islam akan lemah. Di atas kelemahan itu, orang kafir akan menindas mereka bagai orang yang menghadapi piring dan mengajak orang lain makan bersama.”
Maka para sahabat r.a. pun bertanya, “Apakah ketika itu umat Islam telah lemah dan musuh sangat kuat?" 
 Sabda baginda SAW: “Bahkan masa itu mereka lebih banyak tetapi tidak berguna, tidak berarti dan tidak menakutkan musuh. Mereka adalah ibarat buih di laut.”
Sahabat bertanya lagi, “Mengapa sebanyak itu tetapi seperti buih di laut?”
Jawab Rasulullah SAW, “Karena ada dua penyakit, yaitu mereka ditimpa penyakit Al-Wahn.”
Sahabat bertanya lagi, “Apakah itu Al-Wahn?
Rasulullah SAW bersabda: “Cintakan dunia dan takut akan kematian.”

Ya sebagian besar umat Islam di Indonesia  saat ini memang cenderung kepada ke-dunia-wian dibanding ke-akherat-annya.  Target maju dibidang ekonomi, kaya-raya, pintar dan yang semacamnya telah mengalahkan pentingnya ridho Allah swt. Mereka ini sudah tidak takut akan ayat-ayat Allah bahkan cenderung mempermainkannya. Demi alasan toleransi dan menyenangkan sesama manusia, saudara atau kerabat mereka bisa mengatakan bahwa semua agama adalah sama dan benar. Tampak jelas bahwa mereka ini tidak terlalu yakin bahwa Islam adalah agama yang benar dan paling benar.

Maka dengan adanya RUU PUB diatas umat Islam yang kurang PD akan ke-Islam-an, yang jarang menimba dan memperdalam wawasan ilmu ke-Islam-annya, apalagi yang cuwek alias tidak peduli akan agamanya, tampaknya bakal menjadi korban yang paling awal. Mereka inilah yang akan paling mudah terombang-ambing.

Untuk mencegah semua itu mari kita bergandengan-tangan,  ajak keluarga kita untuk memperbaiki kwalitas ke-Islam-an kita. Sudah bukan lagi waktunya ber-Islam hanya karena keturunan, dari lahir, dan memang sudah dari “sono”nya. Tanpa ilmu dan bekal kuat seorang yang mengaku Islam akan mudah kehilangan kendali dan akhirnya tersesat.

…  Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan. … ,” (QS. Al-Maidah(5):48).

Berlomba dalam “kebaikan”, dakwah diantaranya, sebenarnya merupakan kordrat manusia. Allah swt menyuruh hamba-hambaNya  untuk itu.  Umat Kristen memiliki landasan Matius 28:19 dan Markus 16:15 untuk mendakwahkan ajaran mereka. Maka tak perlu heran bila melihat ada umat Kristen berdakwah, karena itu berarti mereka adalah hamba yang patuh pada perintah Tuhannya. Meski cara yang digunakan seringkali kasar dan tidak etis, antara lain yaitu  dengan membagikan kebutuhan bahan pokok kepada kelompok miskin, sebagai iming-iming, contohnya.

Mereka juga tak ragu mendirikan sekolah-sekolah teologi yang khusus mempelajari Al-Quran dan hadist namun dengan tujuan menyelewengkannya. Juga adanya berbagai jenis yayasan Kristenisasi dengan target spesialisasi masing-masing seperti kaum gelandangan, pengamen, orang sakit dll. Contohnya adalah  yayasan Doulus di Cilangkap yang pernah digrebeg beberapa tahun lalu.     Ini benar-benar terbalik dengan ajaran Islam yang melarang umat Islam memaksa seseorang untuk masuk Islam. Bahkan dakwahpun ada tata kramanya, tidak boleh memaki sesembahan mereka.

Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui ».(QS. Al-Baqarah(2):256).
« Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan …. « .(QS. Al-Anám(6) :108).

Sebaliknya, kitalah yang harus kritis, betulkan ajakan dan ajaran mereka itu benar ??? Mana yang benar Al-Quran, Injil atau Taurat?
Sungguh beruntung kita, umat Islam memiliki kitab suci yang terjaga kesucian dan kemurniannya hingga sepanjang masa. Tidak ada sedikitpun campur tangan manusia dalam hal ini. Tidak seperti kitab suci umat Kristiani,  yaitu Injil yang secara berkala mengalami perbaikan meski pun itu dilakukan oleh orang-orang yang mereka anggap suci.

Sebagian umat Kristiani beranggapan bahwa Al-Quran adalah kitab buatan manusia ( Muhammad saw) yang isinya mencomot sebagian isi kitab Yahudi dan kitab mereka. Alasannya karena banyak kisah-kisah di Al-Quran yang sama dengan kisah yang tertulis di kitab Taurat dan Injil 

Padahal bila mereka tidak membacanya separoh-separoh,  justru inilah yang bisa menjadi sebagian bukti  bahwa Al-Quran datang dari zat yang sama, yaitu Tuhan seluruh manusia dan alam semesta.  Bahwa Zabur,Taurat, Injil dan Al-Quran datang dari Tuhan yang sama.  Bahwa sesungguhnya seluruh nabi dan utusan, mulai nabi Adam, nabi Idris, nabi Musa, nabi Isa ( Yesus) hingga nabi Muhammad saw, mendapat perintah yang sama, yaitu, menyembah Allah swt, Tuhan Yang Esa, yang tidak beranak dan tidak diperanakkan.
Katakanlah: “Dia-lah Allah, Yang Maha Esa, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia”. ( QS. Al-Ikhlas(112):1-4).
Sesungguhnya aku adalah seorang rasul kepercayaan (yang diutus) kepadamu, maka bertakwalah kepada Allah dan taatlah kepadaku. Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan itu, upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan semesta alam”.  ( di banyak surat Asyu’ara dll).
Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, `Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara”. (QS. An-Nisa(4):171).

Namun demikian dakwah umat Kristiani jauh lebih gigih daripada umat Islam. Betapa banyak bukti ketika mereka mendapat kesempatan menjadi pemimpin, gereja-gereja tumbuh pesat. Sebaliknya umat Islam ….???
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. (QS. Al-Baqarah(2):120).

Beginilah kamu, kamu menyukai mereka, padahal mereka tidak menyukai kamu, dan kamu beriman kepada kitab-kitab semuanya. Apabila mereka menjumpai kamu, mereka berkata: “Kami beriman”; dan apabila mereka menyendiri, mereka menggigit ujung jari lantaran marah bercampur benci terhadap kamu. Katakanlah (kepada mereka): “Matilah kamu karena kemarahanmu itu”. Sesungguhnya Allah mengetahui segala isi hati”.(QS. AlimImran(3):119).

Umat Islam juga banyak yang tidak mempedulikan hadist dan sunnah Rasul padahal ini adalah kekayaan Islam yang amat sangat penting. Bagaimana mungkin kita dapat menguasai ayat-ayat suci Al-Quran tanpa mempelajari kedua hal diatas, tanpa mengenal sejarah kehidupan nabi ( Sirah Nabi) dan Asbabun Nuzul ayat-ayatnya. Tidak sedikit pula umat Islam yang terlalu mendewakan akal mereka hingga lupa diri dan menjadi sesat. Lupa apa hebatnya akal manusia dibanding kehebatan, kedasyatan dan kebesaran Sang Pencipta akal itu sendiri.
Wallahu’alam bish shawwab.

Sumber:  http://vienmuhadi.com/2015/01/08/tantangan-islam-masa-kini/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar